Dampak Pandemi Covid - 19 Ini Berpengaruh Terhadap Kondisi Koperasi di Indonesia dan di Dunia
Nama : Rasya Fitria Surastri
NPM : 25219323
Matkul : Ekonomi Koperasi
Abstrak
Objektif : Analisa ini bertujuan untuk mengetahui tentang perputaran uang, tipe organisasi dan aktifitas ekonomi di dunia dan di Indonesia semenjak pademi Covid - 19.
Teknik Analisa : Teknik yang saya gunakan adalah teknik analisis konten, teknik analsis konten adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
Sumber Data : Informasi ini diperoleh dari sumber data yang diambil dari File PDF World Cooperative Monitor 2020, website tentang berita Koperasi, dan lain - lain.
Metode Penelitian : Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. analisis ini dilakukan dengan pengumpulan data -data dari World Cooperative Monitor 2020 dan kemudian dibandingkan dengan website tentang keadaan koperasi di Indonesia pada masa pademi Covid - 19.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, negara-negara di dunia yang memiliki omset 10 besar terbaik dimasa pandemic Covid-19 ini memiliki tipe koperasi konsumen, produsen, pertangguhan/asuransi. Meski ekonomi lesu, banyak koperasi dari setiap benua berkontribusi dan beradaptasi dengan situasi, mengadopsi langkah-langkah untuk membuat bisnis mereka lebih berkelanjutan dan membantu masyarakat secara umum.
Kesimpulan : Di masa pandemi ini koperasi menghadapi tantangan mulai dari menurunnya penjualan dan permintaan pasar hingga masalah likuiditas yang dapat mengakibatkan pada kebangkrutan usaha, karena kondisi pandemi tidak hanya berdampak pada koperasi secara kelembagaan, tetapi juga pada anggota koperasi yang kesulitan membayar iuran anggota. Bahkan dalam konteks koperasi simpan pinjam, para anggota kesulitan untuk membayar angsuran. Maka, untuk mengatasi hal tersebut koperasi harus "cerdik" mengakses berbagai bantuan permodalan dan dana likuiditas dari pemerintah seperti LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) KUMKM.
1. Perputaran Uang
Top 300 berdasarkan peringkat omset tahun ini (referensi data tahun 2018) menyajikan total keseluruhan sebesar 2.146 miliar USD dengan sektor pertanian (104 perusahaan) dan asuransi (101 perusahaan) mendominasi daftar. Sektor perdagangan grosir dan eceran terutama terdiri dari koperasi pengecer (33 perusahaan) dan Koperasi konsumen (21 perusahaan) merupakan sektor ekonomi terbesar ketiga diikuti oleh sektor jasa keuangan (21 perusahaan). Dilihat dari jenis koperasi, hampir separuh dari Top 300 adalah koperasi produsen (133 perusahaan) yang sebagian besar mewakili koperasi pertanian dan koperasi pengecer, sedangkan koperasi (83 perusahaan) dan koperasi konsumen / pengguna (65 perusahaan) sebagian besar terdiri dari koperasi konsumen dan keuangan. koperasi layanan mewakili separuh lainnya. Hanya sejumlah kecil koperasi pekerja (3 perusahaan) dan koperasi multipihak (2 perusahaan) yang masuk dalam peringkat 300 teratas berdasarkan omset. Karena omset diambil dengan nilai absolutnya, sebagian besar koperasi dan reksa dana besar dalam peringkat 300 Teratas berasal dari negara-negara industri paling maju seperti, Amerika Serikat (74 perusahaan), Namun, Top 300 berdasarkan rasio omset terhadap PDB per kapita menunjukkan lanskap yang berbeda. Ketika kita mengoreksi, biasanya dalam menghitung pengaruh berbagai tingkat konteks ekonomi nasional, dominasi sektor pertanian dan asuransi sedikit berkurang dan sektor jasa menjadi lebih terlihat (sektor pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan dengan 7 perusahaan dibandingkan dengan 2 perusahaan di Top 300 berdasarkan omset dan layanan lainnya dengan 6 perusahaan dibandingkan dengan 2 perusahaan di 300 teratas menurut omset). Ini Perubahan juga menyiratkan bahwa koperasi pekerja menjadi lebih terlihat dalam 300 PDB teratas per kapita (10 perusahaan). Khususnya, omset 300 teratas atas PDB per kapita memungkinkan lebih banyak negara untuk masuk dalam peringkat, seperti Kolombia, Kosta Rika, Uruguay, Turki, dan Kenya, yang merupakan satu-satunya kasus Afrika di WCM 2020. Ini juga menjelaskan lebih banyak tentang beberapa negara-negara dengan jumlah koperasi besar yang signifikan yang kurang terlihat di Top 300 berdasarkan omset, seperti Spanyol, Kolombia, Brasil, Argentina dan India.
Di akhir tahun 2019 lalu, sekitar 64 juta UMKM dan 25 juta anggota Koperasi memberikan kontribusi sebesar 66,2% terhadap PDB atau sekitar Rp 2.400 triliun. Dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk menanggulangi dampak Covid-19 yang diumumkan Pemerintah Rabu (3/6/2020), dari total anggaran Rp 677 triliun, dukungan kepada UMKM sebesar Rp 123,46 triliun untuk subsidi bunga, penempatan dana untuk restrukturisasi, dan mendukung modal untuk UMKM yang pinjamannya di bawah Rp 10 miliar. Dukungan kepada dunia usaha berbentuk insentif pajak sebesar Rp 120,61 triliun serta dukungan bidang pembiayaan dan korporasi sebesar Rp 44,57 triliun.
2. Tipe Organisasi
Berdasarkan laporan World Cooperative Monitor 2020 terlampir data yang menunjukkan 300 koperasi terbaik berdasarkan tipe organisasi yaitu terdapat 133 (44,3%) berada di sector industri, 83 (27,7%) berada di sector badan hukum milik bersama, 65 (21,7%) dari sector konsumen, 13 (4,3%) berada di sector non koperasi, 3 (1%) di sector pekerja, 2 (0,7%) di sector perseroan, 1 (0,3%) di sector konsumen dan produsen.
Koperasi di Indonesia memiliki organisasi yang bernamakan DEKOPIN (Dewan Koperasi Indonesia), dimana koperasi di Indonesia terdiri dari koperasi jasa (3.885 koperasi), koperasi konsumen (74.468 koperasi), koperasi pemasaran (2.950 koperasi), koperasi produsen (26.549 koperasi), dan koperasi simpan pinjam (18.491 koperasi).
Menurut analisa saya, Jika dilihat dari tipe koperasi Indonesia, pada masa pandemic Covid-19 ini. Tipe koperasi yang memiliki omset semakin menurun seperti koperasi konsumen dan produsen, karena kurangnya modal dan penurunan penjualan serta distribusi yang terhambat.
3. Aktivitas Ekonomi
Berdasarkan negara-negara di dunia yang koperasinya top 300 terbaik dimasa pandemic Covid-19 ini memiliki aktivitas ekonomi koperasi antara lain: pada bagian pertanian dan industri makan terdapat 104 koperasi (34,7%), pertanggungan atau asuransi terdapat 101 koperasi (33,7%), grosir terdapat 57 koperasi (19,0%), keuangan lainnya terdapat 21 koperasi (7%), keperluan terdapat 7 koperasi (2,3%), Industri terdapat 3 koperasi (1%), lain-lainnya terdapat 2 koperasi (0,7%), perikanan terdapat 2 koperasi (0,7%), pendidikan, kesehatan dan pekerjaan sosial tedapat 2 koperasi (0,7%), serta ada perumahan terdapat 1 koperasi (0,3%).
Menurut analisa saya, pada saat pandemi covid - 19 ini aktivitas koperasi di indonesia menjadi sangat terhambat. Karena adanya kebijakan pemerintah untuk membatasi pergerakan manusia saat pademi tentunya memukul kegiatan usaha koperasi, sehingga mengakibatkan menurunnya penjualan dan permintaan pasar yang membuat omzet jadi menurun, terganggunya proses produksi.
Referensi :
Depkopin. (2020) Tantangan Koperasi Dukung Bisnis UMKM di Tengah New Normal Covid - 19 Ekonomi. http://dekopin.id/read/dekopin_pusat/46/tantangan-koperasi-dukung-bisnis-umkm-di-tengah-new-normal-covid-19-ekonomi [ diakses 29 Januari 2021 ]
Slide News (2020). Tantangan Koperasi di tengah pandemic covid - 19. https://nasional.sindonews.com/read/98636/18/tantangan-koperasi-di-tengah-pandemi-1594562833 [ diakses 29 Januari 2021 ]
World Cooperative Monitor (2020) PDF [ diakses 29 Januari 2021 ]
Komentar
Posting Komentar